ANALISIS TIDAK TERCAPAINYA MUTU BETON K-250 DENGAN PENGGUNAAN AGREGAT DARI QUARRY SUNGAI ABUKAREI SERUI
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v1i3.52Kata Kunci:
beton, quary abukarei, tekan betonAbstrak
Dalam dunia konstruksi, beton merupakan salah satu komponen struktur yang paling sering digunakan
sampai saat ini, baik untuk bangunan gedung, jembatan maupun dermaga. Beton merupakan suatu
elemen dalam konstrusi sebagai bagian dari struktur sederhana yang dibentuk oleh campuran semen,
air, agregat halus, agregat kasar yang berupa batu pecah atau kerikil, udara serta bahan campuran
tambahan (admixture) jika di perlukan sehingga akan membentuk masa padat. Beton banyak digunakan
dalam suatu kegiatan proyek konstruksi karena beton lebih mudah dibentuk dalam pengerjaannya,
bahan-bahan mudah didapat, mudah perawatannya dan tentunya harga lebih murah dari pada konstruksi
baja. Mutu beton sangat dipengaruhi oleh bahan penyusunnya, komponen utama bahan penyusun
tersebut berupa semen, pasir, kerikil dan air. Selain bahan tersehut, tanpa di sengaja terdapat juga bahan
lain ke dalam adukan yaitu lumpur. Dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PB1-NI2- 1971)
menyaratkan bahwa agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% sedangkan untuk
agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Di lapangan, sering kali persyaratan
tersebut diabaikan, sehingga dalam pembuatan beton dimungkinkan masih adanya kandungan lumpur
yang terdapat dalam pasir, akibatnya mutu beton yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu beton yang
dikehendaki. Serui adalah sebuah ibukota dari Kabupaten Kepulauan Yapen, yang berada di
Provinsi Papua, Indonesia. Di Kota Serui terdapat bahan-bahan dasar yang dapat dipergunakan untuk
pembuatan beton, dalam hal ini material alam yang berasal dari Quarry Abokarei. Untuk mengetahui
apakah pasir tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan konstruksi tentunya harus melalui suatu
pengujian laboratorium. Dalam penelitian ini pengambilan material agregat dilakukan di quarry
Abokarei, Kota Serui, selanjutnya dilakukan pengujian di Laboratorium Universitas Yapis Papua.
Berdasarkan hasil uji laboratorium tersebut diantaranya Modulus Kehalusan dari saringan No.4 sampai
dengan No.200 adalah 3,06%, dan kadar lumpur agregat halus sebesar 9,97%, dengan hasil pengujian
tersebut dilanjutkan pada perancangan kekuatan beton yang akan dikehendaki. Dalam hal ini
perancangan beton kekuatan yang diinginkan adalah K-250, proses Mix Desain Beton untuk volume
1m3 untuk beton normal metode SNI 7394:2008 dengan berat total adalah 2487 Kg didapatkan untuk
Air 185 liter, semen 353 Kg, agregat halus 717 Kg, dan agregat kasar 1032 Kg. hasil uji tekan yang
dilakukan ternyata tidak memenuhi kekuatan yang dikehendaki hal ini disebabkan kandungan kadar
lumpur yang terkandung di agregat melebihi yang di pesyaratkan.