Perencanaan Sistem Air Bersih Tahan Perubahan Iklim Desa Hambalang
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v2i5.191Kata Kunci:
Desa Hambalang, air bersih, perubahan iklim, EPANET 2.0Abstrak
Sistem penyediaan air bersih di wilayah perdesaan sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan kekerapan dan intesitas hujan berdampak pada ketersediaan air baku. Perencanaan sistem air bersih harus direncanakan dengan memperhitungkan fluktuasi air baku. Seperti halnya perencanaan air bersih di RT14 RW05 Desa Hambalang, yang mengandalkan mata air sebagai sumbernya. Hasil pengukuran yang dilakukan pada 1 Juni 2024, menunjukkan debit mata air 1,00 l/dtk. Data curah hujan dari Stasiun Citeko, pada rentang waktu Mei dan Juni, tinggi hujan rata-rata hanya mencapai 23 mm, dengan nilai terendah nol atau tidak terdapat hujan sama sekali, termasuk pada saat pengukuran debit. Dengan demikian, nilai debit pengukuran dianggap sebagai debit dasar yang dipakai dalam perencanaan. Agar sistem perencanaan tahan terhadap perubahan iklim, maka ditetapkan jumlah warga yang dilayani adalah jumlah warga RT 14 RW05 pada 10 tahun yang akan datang, dengan cakupan pelayanan mencapai 100%. Struktur broncaptering dan resevoir direncanakan untuk melindungi mata air dan menyimpan kelebihan air dari mata air yang tidak dimanfaatkan oleh warga, sebagai cadangan air bersih, dengan volume mencapai 45 m3. Hydrant umum sebanyak 6 unit direncanakan sebagai tempat warga mengambil air secara langsung, atau memasang pipa untuk mengalirkan air ke rumah warga. Langkah terakhir dalam merencanakan sistem air bersih tahan perubahan iklim adalah, memastikan bahwa sistem jaringan dari reservoir ke hydrant umum dapat mengalirkan air dengan baik, dengan menggunakan pendekatan analisis hidrolika perpipaan. Perangkat lunak EPANET 2.0 digunakan sebagai alat bantu dalam memeriksa tekanan serta kecepatan aliran air dalam pipa