PERUBAHAN ELEVASI DASAR PADA ABUTMEN JEMBATAN AKIBAT PROSES KESTABILAN GERAK SEDIMEN TERHADAP PENEMPATAN KRIB DI TIKUNGAN SUNGAI (Studi Kasus : Sungai Harapan, Kabupaten Jayapura)
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v1i1.13Abstrak
Gerusan terjadi pada saat kecepatan aliran pada saluran melebihi kecepatan yang menyebabkan
material dasar bergerak. Hal ini terjadi pada Sungai Harapan yang memiliki dampak yang sangat
signifikan terhadap penurunan dasar sungai dan penyempitan oleh bangunan air (abutmen
jembatan) yang melintang di sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan gerak
sedimen di sekitar abutmen jembatan, sebelum dan sesudah adanya krib sehingga selanjutnya
kegagalan struktur dapat terhindarkan. Pengukuran morfologi sungai dan pengambilan sampel
sedimen dilakukan di sekitar abutmen jembatan sebanyak 6 titik dan sample material dasar
menggunakan metode Pebble Count dengan jalur zigzag. Klasifikasi diameter butir material dasar
menggunakan standar klasifikasi sturgess dan proses sebaran material dianalisis menggunakan
kurva Hjustorm. Transformasi curah hujan rancang menjadi debit banjir rancang yang kemudian
disimulasi menggunakan aplikasi iRIC Nays2DH dengan membandingkan keadaan sungai
sebelum dan sesudah pemasangan krib. Variasi rerata diameter butiran berkisar 14.85 - 20.23mm
dengan debit aliran 1,838 m3 /s/mm. Pada abutmen tanpa krib di setiap diameter butiran sedimen
terjadi gerusan yang langsung bersinggungan dengan abutmen yang berada di sisi kanan.
Sedangkan pada abutmen dengan krib, gerusan juga terjadi namun tidak bersinggungan langsung
dengan kedua abutmen. Krib melindungi abutmen dari risiko terjadinya gerusan di sekitar struktur
abutmen. Degradasi dasar saluran tetap terjadi setelah pemasangan krib, namun degradasi tersebut
tidak terjadi di struktur abutmen, krib mencegah dan melindungi abutmen agar dasar sungai tidak
tergerus.