ANALISIS KARAKTERISTIK BAMBU SEBAGAI MATERIAL DINDING NON STRUKTURAL
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v2i1.255Keywords:
bambu, sifak fisik, sifat mekanik, pengawetanAbstract
Bambu merupakan material konstruksi ramah lingkungan mempunyai keunggulan dari segi kekuatan yang diketahui dari sifat mekaniknya seperti kuat tarik, kuat tekan dan kuat lentur. Bambu diaplikasikan sebagai material pada komponen struktur seperti balok, kolom dan truss. Bambu juga dapat diaplikasikan sebagai komponen non struktur berupa dinding. Pada saat gempa bumi kerusakan pada bangunan didominasi oleh kerusakan pada dinding, meskipun dinding bukan sebagai komponen struktur. Keruntuhan pada dinding non struktur banyak menimbulkan kerugian dan korban luka termasuk korban jiwa. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya korban jiwa akibat runtuhnya dinding bangunan pada saat terjadi gempa adalah dengan membuat dinding terbuat dari bambu laminasi. Dengan kegagalan dinding dimana kekuatan terendah adalah geser sehingga perlu diketahui kekuatan mekanik bambu khususnya geser sebagai pertimbangan dalam desain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik bambu Petung sebagai bahan dasar dalam pembuatan bambu laminasi. Bambu Petung dilakukan dengan dua kondisi, kondisi pertama bambu Petung tanpa dilakukan pengawetan bambu dan kondisi kedua bambu Petung dengan dilakukan pengawetan pada bambu. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan standar ISO N225157-1 untuk pembuatan benda uji dan Standar N22157-2 untuk pengujian material. Pengawetan bambu mengacu pada SNI 8909-2022 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bambu Petung yang dilakukan pengawetan memiliki sifat fisik dan sifat mekanik yang lebih tinggi dari pada bambu Petung tanpa dilakukan pengawetan. Kadar air pada bambu Petung mengalamai kenaikan 1,22% pada daerah nodia dan 2,76 % pada daerah internodia. Kerapatan Bambu Petung mengalami kenaikan sebesar 8,33% pada daerah nodia dan 11,36 % pada daerah internodia. Kuat geser pada Bambu Petung baik pada daerah nodia maupun pada daerah internodia masing masing sebesar 25,19% untuk daerah nodia dan pada daerah internodia terjadi peningkatan kuat geser bambu Petung sebesar 28,21%.