PENENTUAN EARNED VALUE SEBAGAI INDIKATOR PROGRESS FISIK KONSTRUKSI: STUDI KASUS PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v2i2.211Keywords:
Progress, Earned Value, Framework, Konstruksi, InfrastrukturAbstract
Pengukuran progress fisik dalam proyek konstruksi, terutama pada proyek infrastruktur besar seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), sangat penting untuk memastikan pekerjaan sesuai dengan jadwal dan efisiensi sumber daya terjaga. Penelitian ini mengeksplorasi implementasi metode Earned Value (EV) untuk mengevaluasi kinerja proyek KCJB. Metode EV dipilih karena mampu mengintegrasikan lingkup, biaya, dan waktu proyek sehingga memungkinkan pemantauan kemajuan proyek yang lebih komprehensif dan tepat waktu. Namun, proyek KCJB menghadapi tantangan signifikan, seperti kompleksitas proyek dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan yang terlibat. Selain itu, perbedaan dalam pelaporan kemajuan pekerjaan oleh Kontraktor EPC dan struktur biaya dalam kontrak menciptakan tantangan tambahan dalam mengukur kemajuan fisik. Penelitian ini mengusulkan framework integrasi data dan pendekatan manajemen adaptif untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan akurasi pengukuran progress fisik proyek. Berdasarkan hasil analisis, progress fisik proyek KCJB per Maret 2021 mencapai 48,3%. Hasil ini menunjukkan pentingnya integrasi metode EV yang akurat dan adaptif dalam menghadapi kompleksitas proyek infrastruktur berskala besar, seperti KCJB, untuk meningkatkan efektivitas pengukuran progress fisik dan mendukung pengambilan keputusan manajerial yang lebih baik.