KAJIAN RISIKO BENCANA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TURYAPADA TOWER , KABUPATEN BULELENG, BALI

Authors

  • Alvin Yesaya
  • [email protected]
  • I Nyoman Sutarja
  • I Made Aryatirta Predana
  • Made Widya Jayantari
  • Anak Agung Diah Parami Dewi
  • Ni Putu Delima Yogeswari Saraswati
  • Made Dodiek Wirya Ardana
  • Anak Agung Gde Agung Yana

DOI:

https://doi.org/10.62603/konteks.v2i2.217

Keywords:

Identifikasi Bahaya, Kajian Risiko Bencana, Turyapada Tower, Mitigasi Struktural, Mitigasi Non-Struktural

Abstract

Sektor pariwisata berkontribusi sangat besar terhadap perekonomian di Provinsi Bali. Infrastruktur pariwisata di Bali hanya berfokus di area selatan Bali yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar sehingga terjadinya fenomena overtourism. Pembangunan menara Turyapada dipersiapkan sebagai pemeretaan infrastruktur di area utara Bali sebagai sarana pengembangan jaringan telekomunikasi dan kawasan wisata baru. Akan tetapi, lokasi pembangunan Tower Turyapada di kecamatan Sukasada kabupaten Buleleng terletak di wilayah yang berpontesial terhadap bencana alam. Oleh karena itu perlu kajian risiko bencana yang komprehensif untuk menyiapkan infrastruktur kepariwisataan yang Tangguh bencana. Studi ini bertujuan untuk mengkaji risiko bencana dalam pembangunan infrastruktur menara, mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis kerentanan, serta merumuskan strategi mitigasi yang efektif. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, wawancara dan focus group discussion. Data sekunder diambil dari studi literatur dan data historis kebencanaan yang pernah terjadi di lokasi tersebut. Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan kajian analisis risiko bencana mencakup identifikasi bahaya, analisis kerentanan, dan evaluasi kapasitas tower Turyapada dari bencana alam. Hasil analisis risiko menjadi acuan untuk melakukan strategi mitigasi yang tepat secara struktural dan non-struktural.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi pembangunan Menara diidentifikasikan memiliki bahaya yang cukup tinggi untuk tanah longsor dan cuaca ekstrim. Kawasan ini juga memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap gempa bumi, tanah longsor, dan cuaca ekstrim. Untuk kapasitas, pembangunan tower diasumsikan telah memenuhi kriteria desain yang telah dipakai sesuai dengan SNI sehingga dianggap memiliki kapasitas yang cukup baik. Analisis kajian risiko bencana diskoring berdasarkan skor bahaya, kerentanan, dan kapasitas sehingga didapatkan bencana tanah longsor merupakan level tinggi, cuaca ekstrim level sedang, dan gempa bumi, kebakaran hutan&lahan, dan letusan gunung api dalam level rendah. Strategi mitigasi struktural meliputi pembangunan dindin penahan tanah di sekitar tower untuk mengatasi tanah longsor dan pemasangan alat pendeteksi cuaca otomatis untuk memantau kondisi cuaca ekstrim. Mitigasi non-struktural mencakup pengembangan wisata sadar bencana dan penyusunan rencana jalur evakuasi.

Downloads

Published

2025-01-08

How to Cite

Alvin Yesaya, [email protected], I Nyoman Sutarja, I Made Aryatirta Predana, Made Widya Jayantari, Anak Agung Diah Parami Dewi, … Anak Agung Gde Agung Yana. (2025). KAJIAN RISIKO BENCANA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TURYAPADA TOWER , KABUPATEN BULELENG, BALI. Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS), 2(2). https://doi.org/10.62603/konteks.v2i2.217