ANALISIS PERKIRAAN ANCAMAN TANAH LONGSOR DI DESA PETANG DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v2i4.186Keywords:
Ancaman Longsor, Bayesian, Mitigasi Bencana, SensitivitasAbstract
Desa Petang Terletak Pada Ketinggian 800 mdpl dengan luas wilayah 115 km² dan jumlah penduduk 28928 jiwa, wilayah ini merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki medan berbukit, dengan curah hujan mencapai 2.135 mm dan kemiringan lereng paling curam sekitar 64°. BPBD Kabupaten Badung mencatat dari tahun 2016 sampai tahun 2020 terjadi sebanyak 29 kejadian tanah longsor di Desa Petang, yang sekaligus menempatkan Desa Petang sebagai daerah yang paling rawan tanah longsor di Kabupaten Badung, Pendekatan – pendekatan yang telah dilakukan sebagai bentuk Langkah mitigasi bencana tanah longsor, seperti pembuatan peta bencana, analisis Curah Hujan pemicu tanah longsor, pada penelitian ini dilakukan dengan metode statistik Bayesian, yang memanfaatkan pencatatan data kejadian tanah longsor di masa lampau untuk dianalisis menjadi prediksi kejadian dimasa yang akan datang, dengan berpedoman pada 7 Parameter Sensitivitas Tanah Longsor dalam Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007 didapatkan sudut kemiringan lereng yang ditinjau di desa petang bervariasi mulai dari 9˚ sampai 64 ˚ kemudian untuk jenis Tanah, merupakan batuan gunung api kelompok buyan-beratan dan batur : jenis tanah latosol, kerapatan struktur sangat lebar, curah hujan rata- rata tahunan 127,24 mm, tata air lereng berada pada tingkat sedang – tinggi dengan debit air sumur >5-10 Liter /Detik, dan kegempaan berada pada 0,3-0,4 g. Penelitian dengan metode pendekatan Bayesian menghasilkan nilai probabilitas ancaman longsor sebesar 65,96%, jadi daerah tersebut memiliki tingkat ancaman tinggi, dengan tingkat akurasi 89%.