PEMODELAN STOKASTIK CURAH HUJAN HARIAN STASIUN HUJAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.62603/konteks.v1i6.120Keywords:
Model, Stokastik, Curah Hujan, Fast Fourier TransformAbstract
Sebagian besar wilayah Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim sabana tropis (Aw) dengan dua
musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau, menurut klasifikasi iklim Koppen. Musim
penghujan biasanya terjadi dari bulan November hingga bulan April, dengan bulan terbasah Januari
yang memiliki curah hujan rata-rata lebih dari 300 milimeter per bulan. Musim kemarau biasanya terjadi
dari bulan Mei hingga bulan Oktober, dengan bulan terkering Agustus memiliki curah hujan rata-rata
lebih dari 300 milimeter per bulan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki unsur stokastik dalam data curah hujan harian yang
dikumpulkan dari enam stasiun hujan yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Data curah hujan
harian dari tahun 2010–2020 digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan termasuk
pemodelan periodik dan stokastik menggunakan Fast Fourier Transform (FFT) dan kuadrat terkecil
untuk membuat model periodik curah hujan harian. Untuk menghitung model periodik, perbedaan
antara curah hujan yang diukur dan model periodik dihitung.
Ada perbedaan, menurut hasil penelitian metode stokastik yang dilakukan berdasarkan data curah hujan
harian selama sepuluh tahun. Autogresif model orde tiga digunakan untuk menampilkan model
stokastik. Untuk validasi seri stokastik, koefisien korelasi antara data dan model dapat dihitung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa data curah hujan harian sintetik yang diperoleh melalui seri waktu
sangat mirip dengan curah hujan yang diukur. Untuk model periodik, koefisien korelasi (R) rata-rata
adalah 0,9770, sedangkan untuk model stokastik adalah 0,9979, dan untuk model periodik stokastik
adalah 0,99991.